Frédéric Bourdin: “And I knew that eventually they would have to put me into a children’s home… and that’s all I wanted.”
The Imposter mengisahkan perjalanan Frédéric Bourdin, pemuda asal Perancis yang memang memiliki kebiasaan menjelma menjadi orang lain—terutama anak-anak hilang—sebagai bentuk pelariannya dari orang sekitar yang tidak menerima keberadaannya. Pada 1997, Bourdin kembali melakukan aksinya dengan menyamar menjadi Nicholas Barclay, seorang bocah asal Texas yang menghilang pada tahun 1993. Bourdin melakukan berbagai cara supaya orang-orang dapat percaya bahwa dirinya adalah Nicholas yang telah menghilang selama 3 tahun.
Bourdin mengaku sebagai Nicholas yang telah diculik dan dijadikan budak seks di Spanyol, dan berhasil menipu berbagai pihak polisi serta rumah penampungan. Meski penyamarannya berhasil menipu banyak orang termasuk keluarga dekat dari Nicholas, pada akhirnya pihak berwajib menyadari ada yang aneh dari diri ‘Nicholas’. FBI dan detektif berhasil mengungkap identitas sebenarnya dari si bunglon ini. Kisah hidup kriminal buruan interpol ini digambarkan dengan menakjubkan, tentunya dengan konflik spikologis yang menarik.
Bourdin starts to imitate a young boy.
Keren. Banget. Dokumenter yang disajikan tidak seperti dokumenter, apalagi dengan aspect ratio 2.39:1 (yang biasanya dokumenter disajikan dengan aspect ratio 1.85:1) membuat film ini tidak nampak seperti dokumenter, dan membuat bertanya “ini dokumenter apa bukan sih?”. Editing yang keren ditambah tone gelap plus shot-shot yang keren bikin The Imposter jadi dokumenter yang gak biasa.
Tempo yang dibangun juga pelan tapi pasti. Makin ke belakang, tensi makin tinggi dan berasa kayak film thriller. Sang sutradara Bart Layton juga dengan lihainya bisa membuat dokumenter ini tampak seperti feature film dengan reka adegan yang keren. Padahal tadinya gw akan menganggap film ini jatuhnya akan jadi seperti dokumenter lainnya.
Sosok Bourdin yang merupakan bunglon kelas kakap ditampilkan dengan gamblang di film ini. Modus operandinya saat ia sedang mengincar orang yang akan dia curi identitasnya merupakan kejeniusan yang jarang ditemui—bahkan jarang ada banyak orang yang berani melakukan jika membayangkan konsekuensinya. Sosok dinginnya juga tidak mengindahkan perasaan keluarga yang dia tumpangi jika mereka tahu apabila sosoknya bukanlah anggota keluarga yang telah lama hilang.
Tidak heran, The Imposter sempat mendarat di berbagai festival film ternama seperti Sundance Film Festival dan Warsaw International Film Festival, serta menempati posisi nominasi Best Documentary di beberapa event, dan pada akhirnya menyabet gelar ‘Outstanding Debut by a British Writer, Director or Producer’ di BAFTA Awards dan Best Documentary di British Independent Film Awards. Akan sangat disayangkan jika dokumenter yang satu ini dilewatkan begitu saja, karena punya feel yang berbeda saat menontonnya.